Ladrang Dirgahayu: Tembang Jawa tentang Rahayu lan Kamulyan Nuswantara
Ladrang Dirgahayu: Tembang Jawa tentang Rahayu dan Kemuliaan Nusantara
Ladrang Dirgahayu merupakan tembang Jawa modern bernuansa klasik yang diciptakan oleh Mas Jangkung Sugiyanto. Tembang ini menggambarkan semangat rahayu (keselamatan), kamulyan (kemuliaan), dan kesejahteraan Nusantara. Melalui harmoni karawitan dan syair macapat, karya ini mengajarkan nilai kebangsaan, spiritualitas budaya, dan persatuan sebagaimana tertanam dalam filosofi Pancasila dan ajaran luhur Jawa.
🌿 Asal dan Filosofi Ladrang Dirgahayu
Dalam gamelan Jawa, bentuk ladrang dikenal megah dan sakral — sering digunakan untuk menyambut tamu agung, kirab pusaka, dan acara kebudayaan. “Ladrang Dirgahayu” menjadi simbol kehormatan bangsa dan penghormatan terhadap nilai kemanusiaan. Filosofi tembang ini menekankan keseimbangan antara rasa, cipta, dan karsa — tiga unsur pembentuk harmoni dalam budaya Jawa.
Nilai utama yang diangkat adalah gemah ripah loh jinawi — negeri yang makmur dan damai, bukan hanya dalam kemajuan ekonomi tetapi juga dalam moral, etika, dan kesadaran spiritual manusia Indonesia.
🎼 Teks Lengkap Tembang Ladrang Dirgahayu
Bait I
Panjang punjung gemah ripah loh jinawi
Kerta lan raharja ing Nuswantara
Nyata jero tancepe apan gedhe obore
Murah sandhang pangan dirgahayu
Bait II
Nyata lamun dirgahayu
Tebih saking suker sakit
Ing ngayoman ing pangerah
Apa kang sinedya dadi
Kang ginayuh sarwo teka
Sembadha engkang kaeshi
Bait III
Mujudke bebrayan agung
Saiyek saeka kapti
Kacehna lamun manunggal
Tetunggal lahir bathin
Apepayung Pancasila
Mangka dasare nagari
Bait IV
Warna cahya hangenguwung
Malembang ing jawi nagri
Nuswantara nyata mulya
Ing dusun sarto ing nagri
Datan ana cecanggilan
Awit nugrahaning Gusti
✨ Makna Filosofis Setiap Bait
Bait I — Gemah Ripah Loh Jinawi
Bait ini menggambarkan cita-cita bangsa yang makmur, beradab, dan damai. Cahaya obor (gedhe obore) melambangkan ilmu pengetahuan dan kesadaran spiritual. “Dirgahayu” di sini bukan hanya umur panjang, tetapi keberlanjutan nilai dan kesejahteraan lahir batin.
Bait II — Ketulusan dan Keseimbangan
Menekankan pentingnya keselarasan antara usaha dan doa. “Sembadha engkang kaeshi” mengandung makna keseimbangan batin dan keikhlasan dalam hidup — cerminan nrimo ing pandum dalam ajaran Jawa.
Bait III — Persatuan dan Pancasila
Bagian ini mengajarkan nilai gotong royong dan kebersamaan. “Saiyek saeka kapti” berarti bekerja bersama satu tujuan. Pancasila disebut sebagai “payung nagari”, simbol nilai kemanusiaan universal yang menjadi dasar harmoni bangsa.
Bait IV — Cahya Rahayu dan Karunia
Bait penutup melambangkan keindahan dan kedamaian Nusantara. Cahaya keemasan yang melambangkan rahayu berasal dari “nugrahaning Gusti” — ungkapan rasa syukur atas kehidupan dan harmoni alam semesta.
🎶 Struktur Musik dan Karawitan
“Ladrang Dirgahayu” biasa dibawakan dalam laras slendro manyura atau pelog barang, menciptakan nuansa agung, damai, dan penuh penghayatan. Instrumen pengiring meliputi gender, saron, bonang, kenong, kempul, dan gong ageng, dipadu dengan vokal sinden berlaras lembut khas Surakarta.
Gending ini ideal untuk pembukaan pagelaran wayang kulit, kirab budaya, upacara kenegaraan, atau festival tradisi Nusantara.
🔥 Nilai Moral dan Kearifan Lokal
- Menanamkan rasa syukur dan cinta tanah air.
- Mengajarkan kebersamaan dan saling hormat antar sesama.
- Mendorong kesadaran bahwa kemajuan harus berakar pada budaya.
- Pancasila sebagai landasan moral, bukan hanya simbol negara.
- Kemuliaan bangsa lahir dari harmoni manusia dan alam.
🌺 Penutup: Rahayu untuk Nusantara
Tembang Ladrang Dirgahayu menjadi cermin kearifan budaya Jawa yang memadukan estetika, spiritualitas, dan nasionalisme. Karya ini tidak sekadar musik, melainkan doa dan refleksi jati diri bangsa: mengingatkan kita untuk menjaga bumi, menghormati sesama, dan membangun kemakmuran dengan hati yang bersih. Melalui seni tradisi, Indonesia mengajarkan dunia arti sejati dari memayu hayuning bawana — memperindah dunia dengan kebajikan.
Baca juga:
Filosofi Tembang Dhandhanggula dalam Ajaran Hidup Jawa
Budaya sebagai Jalan Hidup: Menemukan Makna dan Ketentraman di Tengah Modernitas
Pentingnya Pelestarian Kesenian Nasional di Era Digital
Ditulis oleh Mas Jangkung Sugiyanto
www.jangkunglaras.id