Ki Jangkung Sugiyanto S.Sn : Dalang Muda Pelestari Budaya Jawa dari Wonogiri | JANGKUNG SUGIYANTO

Ki Jangkung Sugiyanto S.Sn : Dalang Muda Pelestari Budaya Jawa dari Wonogiri

  j.s      
Ki Jangkung Sugiyanto: Dalang Muda Pelestari Budaya Jawa dari Wonogiri
Ki Jangkung Sugiyanto Dalang Wayang Kulit Wonogiri
Ki Jangkung Sugiyanto Dalang Wayang Kulit Wonogiri
logo jangkung laras indonesia

Ki Jangkung Sugiyanto: Dalang Muda Pelestari Budaya Jawa dari Wonogiri

Dalam jagad seni pedalangan Jawa, nama Ki Jangkung Sugiyanto S.Sn dikenal sebagai sosok dalang muda yang memadukan kekuatan tradisi dengan semangat zaman. Ia bukan hanya dalang, namun juga seorang seniman dan penulis yang menyalurkan nilai-nilai luhur budaya melalui pakeliran gaya Surakarta.

Profil dan Garis Keturunan

Ki Jangkung Sugiyanto lahir di Wonogiri pada 15 Oktober 1989. Beliau merupakan anak ketiga dari pasangan Ki Seno Aji (asal Juwiring, Klaten) dan Surati. Dalam silsilah keluarganya, Ki Jangkung Sugiyanto merupakan keturunan dalang ke-13 dari trah Juwiring — garis darah panjang yang menurunkan semangat pedalangan dan kebudayaan Jawa dari generasi ke generasi.

Beliau tumbuh di lingkungan keluarga yang akrab dengan seni dan pakem budaya. Saudara-saudaranya adalah Heni Suryaningsih, Ki Sugiyono Rekso Pradangga, dan Aji Tuti Asmoro. Tempat tinggalnya kini berada di Rumah Tawang (Dringo Kidul), Tawangharjo, Giriwoyo, Wonogiri.

Latar Pendidikan dan Bidang Utama

Sejak kecil, Ki Jangkung Sugiyanto menunjukkan minat besar pada dunia seni dan pedalangan. Pendidikan formalnya dimulai di SD Danan Sendang Agung Giriwoyo, kemudian melanjutkan ke SMP Pangudi Luhur Giriwoyo. Setelah itu, beliau menempuh pendidikan seni di SMKI (SMKN 8 Surakarta) — sekolah seni menengah yang menjadi cikal bakal lahirnya banyak dalang muda berbakat di Indonesia. Jenjang pendidikan tertinggi ditempuh di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta hingga memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn) pada tahun 2015.

Bidang utamanya meliputi dalang wayang kulit gaya Surakarta, seniman tradisi, dan penulis naskah budaya yang berpijak pada kearifan lokal. Selain itu, beliau juga aktif dalam pendidikan nonformal, membimbing generasi muda agar mencintai dan memahami nilai luhur budaya Jawa.

Motto Kehidupan

"Budaya Jati Diri Bangsa, Karya Dalam Pakeliran Wayang Gaya Surakarta."

Motto tersebut menjadi dasar spiritual dan moral bagi perjalanan Ki Jangkung Sugiyanto dalam berkarya. Bagi beliau, budaya adalah jati diri bangsa, sedangkan wayang adalah cermin kehidupan — tempat manusia belajar tentang kebijaksanaan, kejujuran, dan kesetiaan terhadap laku.

Karya dan Lakon Unggulan

Salah satu karya monumental beliau adalah lakon “Wahyu Resmi Roso Sejati” — sebuah pakeliran penuh nilai spiritual yang mengisahkan pencarian makna wahyu sejati, ujian batin, dan kesempurnaan rasa. Dalam lakon ini, muncul tokoh-tokoh seperti Raden Abimanyu, Wisanggeni, Gatutkaca, Antareja, Ontoseno, serta Begawan Anoman sebagai penjaga wahyu.

Selain itu, Ki Jangkung juga menggagas sejumlah lakon dengan tema pembangunan moral dan kebijaksanaan sosial, seperti:

  • Semar Mbangun Desa – filosofi membangun jiwa dan masyarakat melalui nilai gotong royong.
  • Wahyu Katentreman – pencarian kedamaian batin dan keseimbangan dunia.
  • Wahyu Kamulyan – perjalanan spiritual menuju kesucian niat dan kemuliaan laku.

Gaya dan Falsafah Pedalangan

Sebagai dalang muda dari trah Juwiring, Ki Jangkung Sugiyanto membawa napas baru dalam dunia pedalangan. Ia tetap teguh pada pakem gaya Surakarta — dengan struktur sabetan, suluk, dan janturan yang tertata — namun dikembangkan dengan pendekatan reflektif dan humanis.

Dalam setiap pementasannya, beliau sering mengajak penonton untuk merenung: apakah wayang hanya tontonan, atau juga tuntunan? Apakah perang antara Pandhawa dan Kurawa hanyalah kisah, atau simbol pertarungan batin manusia melawan hawa nafsu?

Makna Filosofis dan Peran Sosial

Bagi Ki Jangkung, wayang bukan sekadar hiburan. Ia adalah cermin spiritual bangsa, pendidikan moral, dan ajakan untuk kembali pada roso sejati. Melalui karakter Semar, beliau menanamkan nilai kesederhanaan, kejujuran, dan kesetiaan terhadap kebenaran.

Pagelaran-pagelarannya banyak mengangkat isu sosial masa kini: tentang kemiskinan moral, pentingnya gotong royong, dan perlunya generasi muda mencintai budaya sendiri. Ki Jangkung meyakini bahwa membangun budaya sama artinya dengan membangun jiwa bangsa.

Pengalaman Pagelaran dan Kiprah Internasional

Sebagai dalang yang berkomitmen memperkenalkan budaya Jawa ke dunia, Ki Jangkung Sugiyanto pernah tampil dalam Pagelaran Wayang Kulit di Shenzhen, Provinsi Guangdong. Kota Shenzhen terletak di wilayah pesisir selatan Tiongkok, bersebelahan langsung dengan Hong Kong dan berbatasan dengan kota Dongguan serta Huizhou. Pagelaran ini menjadi bukti nyata bahwa seni wayang kulit dapat menembus batas geografis dan budaya, disambut antusias oleh penonton internasional.

Melalui penampilan di luar negeri, beliau berupaya menunjukkan bahwa wayang bukan sekadar warisan lokal, tetapi simbol peradaban dunia yang penuh filosofi.

Kiprah dan Komunitas

Melalui kelompok Jangkung Laras Indonesia, Ki Jangkung Sugiyanto aktif mengembangkan berbagai bentuk edukasi budaya, pelatihan pedalangan, dan kegiatan sosial. Paguyuban ini juga melayani pagelaran Wayang Kulit, Karawitan, dan Campursari baik untuk acara budaya, pendidikan, maupun kegiatan masyarakat.

Selain di dunia pertunjukan langsung, Ki Jangkung juga aktif berbagi karya dan dokumentasi budaya melalui channel YouTube: “Jangkung Sugiyanto”. Di kanal tersebut, masyarakat dapat menikmati rekaman pagelaran wayang, tembang karawitan, hingga diskusi budaya yang mendalam — menjadi media digital pelestarian seni Jawa di era modern.

Untuk mengenal lebih dekat karya-karya beliau, pengunjung dapat mengakses:

Filosofi Kehidupan

Dalam setiap langkah, Ki Jangkung Sugiyanto selalu membawa ajaran leluhur: “Sapa sing eling lan waspada, bakal tinuntun marang padhang.” Ia percaya, seni dan budaya adalah jembatan spiritual antara manusia dan Gusti, antara masa lalu dan masa depan.

Melalui karya dan pakeliran, beliau berupaya membangkitkan kesadaran masyarakat agar kembali mencintai akar budaya sendiri — bukan hanya sebagai warisan, tetapi sebagai panduan hidup.

Penutup

Ki Jangkung Sugiyanto adalah wujud generasi baru dalang Jawa yang tidak sekadar melestarikan, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai budaya di tengah arus modernitas. Dengan semangat “Budaya Jati Diri Bangsa”, beliau mengajarkan bahwa dalam setiap lakon wayang tersimpan tuntunan luhur bagi kehidupan manusia.

Melalui kiprah paguyuban Jangkung Laras Indonesia dan channel YouTube Jangkung Sugiyanto, karya-karya beliau kini menjangkau masyarakat luas — dari panggung desa hingga ruang digital, membawa pesan kebaikan dan rasa Jawa yang sejati.


Ditulis oleh: Mas Jangkung Sugiyanto
Dalang Wayang Kulit, Seniman, dan Penulis Budaya Jawa
🌐 www.jangkunglaras.id | ▶️ YouTube: Jangkung Sugiyanto

logoblog

Thanks for reading Ki Jangkung Sugiyanto S.Sn : Dalang Muda Pelestari Budaya Jawa dari Wonogiri

Previous
« Prev Post

Gapura Utama | Jangkung Laras Indonesia